Altissima

Selasa, 25 Januari 2022

Garis singgung lingkaran

Pengertian Garis Singgung Lingkaran dan Kharakteristiknya


Kalian tentu pernah melihat katrol bukan? Ya... sebuah katrol memiliki tali dan sebuah tuas berbentuk roda. Tali tersebut berada pada bagian tepi roda katrol. Kalau kita bayangkan tali itu sebagai garis dan roda katrol sebagai lingkaran, maka seakan-akan terdapat dua buah garis yang menyinggung lingkaran. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai garis singgung lingkaran. Pokok pembahasan yang akan kita capai adalah mengenal definisi garis singgung serta menentukan panjang garis singgung yang terdapat pada lingkaran.

katrol


A. Pengertian Garis Singgung lingkaran 


    Sebuah garis dapat memiliki hubungan dengan lingkaran. Hubungan ini  terletak pada kedudukan garis tersebut terhadap lingkaran. Sebuah garis dapat memiliki hubungan dengan lingkaran seperti misalnya garis berada di luar lingkaran, garis memotong lingkaran dan garis menynggung lingkaran di suatu titik. Sebuah garis yang berada di luar lingkaran tidak memiliki titik yang bersentuhan pada lingkaran. Garis yang memotong lingkaran akan menghasilkan dua buah titik potong pada lingkaran tersebut. Sementara garis singgung lingkaran adalah garis yang menyentuh lingkaran di satu titik tertentu. Garis yang menyinggung lingkaran ini selanjutnya akan disebut garis singgung lingkaran.

hubungan garis dengan lingkaran


B. Kharakteristik garis singgung lingkaran

        Apabila kita amati lebih jauh, maka terdapat beberapa ciri khas yang unik pada garis singging ligkaran. Beberapa ciri khas tersebut di antaranya dijelaskan sebagai berikut:
  1. Melalui suatu titik pada lingkaran hanya dapat dibuat satu garis singgung  lingkaran tersebut
           Jika kita membuat sejumlah garis yang menyinggung lingkaran, maka kita akan mendapatkan bahwa setiap garis tersebut akan memiliki titik singgung lingkaran yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini menunjukan bahwa melalui suatu titik pada lingkaran hanya dapat dibuat 1 garis yang menyinggung lingkaran tersebut.

    4 buah garis menyinggung lingkaran di 4 titik yang berbeda

         Kita mungkin bertanya benarkah pernyataan tersebut? Tentu saja pertanyaan ini dapat kita jawab jika kita membuat analisis sebagai berikut 


           Pada gambar nampak dua buah garis m dan n menyinggung lingkaran di titik P dan Q dan berpotongan di luar lingkaran. Jika kita geser titik perpotongan  tersebut sampai di titik A, maka garis n akan berubah posisi menjadi garis n' dengan titik singgung di S dan garis garis m akan bergeser menjadi garis m' dengan titik singgung berada di R. Kemudian jika kita geser kembali titik potongnya mendekati lingkaran di titik B, maka maka garis m akan berubah posisi menjadi garis n'' dengan titik singgung di U dan garis garis m akan bergeser menjadi garis m'' dengan titik singgung berada di T. Begitu seterusnya sampai kita geser titik potong tersebut berada pada titik C, yakni titik berada pada lingkaran. Nampak bahwa  garis dan garis n akan berhimpit/menyatu dengan garis g. Hal ini menunjukan bahwa setiap garis singgung lingkaran hanya memiliki satu titik singgung pada lingkaran tersebut.


  2. Setiap garis singgung yang terbentuk pada lingkaran akan berada pada posisi tegak lurus terhadap jari-jarinya di titik tersebut.
            Pernyataan ini dibuktikan oleh Euclid dengan cara yang begitu sederhana di dalam bukunya yang berjudul Element jilid III. mari kita perhatikan gambar berikut ini:


    Andaikan terdapat sebuah lingkaran yang berjari-jari r dengan titik pusatnya berada di O. Andaikan pula terdapat sebuah garis yang menyinggung lingkaran tersebut di titik A seperti pada gambar di atas. Karena A berada pada lingkaran maka panjang $\overline {OA}= r$ Jika garis $\overline {OA}$ tidak tegak lurus terhadap garis singgungnya, maka tentunya ada titik P sedemikian sehingga garis $\overline {OP}$ tegak lurus dengan garis singgungnya. Akibatnya garis $|\overline {OP}| <|\overline {OA}= r$ sehingga menjadikannya titik P adalah titik terdekat terhadap titik pusat O. Akan tetapi hal ini mustahil sebab titik P berada di luar lingkaran tersebut. Dengan demikian garis $\overline {OA}$ pastilah tegak lurus dengan garis singgungnya dan $|\overline {OA}| = r$ . Hal ini sudah cukup untuk menunjukan bahwa garis singgung lingkaran selalu tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran.

    Setiap garis singgung lingkaran tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran

    Nah... jika kita sudah tahu bahwa garis singgung lingkaran tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran, maka dengan mudah kita dapat menentukan panjang garis singgung lingkaran. Jika sebuah garis menyinggung lingkaran yang berpusat di O pada titik A dan melalui titik P yang berada di luar lingkaran, maka dengan menggunakan phytagoras didapat:

    $AP =\sqrt{OP^2-OA^2}$



  3. Jika terdapat dua garis yang masing-masing menyinggung lingkaran di titik A dan B dan kedua garis tersebut berpotongan di titik C, maka panjang AC = BC. 

    Perhatikan gambar berikut:


    Pada gambar nampak dua buah garis singgung lingkaran saling berpotongan di titik C, Seperti kita ketahui, OA dan OB merupakan jari-jari lingkaran. Dengan demikian panjang OA = panjang OB = r. Garis $\overline {AC}$ dan $\overline {OA}$ saling tegak lurus. Demikian juga garis $\overline {BC}$ dan $\overline {OB}$ saling tegak lurus, Dengan demikian berlaku hukum phytagoras yakni:

    $OC^2 = OA^2+AC^2$   dan $OC^2=OB^2+BC^2$

    dari kedua persamaan tersebut didapat

                       $ OA^2+AC^2=OB^2+BC^2$
                        $OA^2+AC^2=OA^2+BC^2$
                                    $AC^2=BC^2$
                                        $AC=BC$

    Dengan demikian dapat disimpulkan dua buah garis yang menyinggung lingkaran di titik A dan B dan  saling berpotongan di luar lingkaran pada titik C  memiliki panjang AC = panjang BC.



==== Selamat Belajar ====







Sudut antara dua tali busur

Hubungan Sudut antara Dua Tali Busur dengan Sudut Pusat


Pada pertemuan kali lalu kita telah membahas mengenai segiempat tali busur pada lingkaran. Pada pertemuan kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai hubungan yang dapat terjadi diantara kedua tali busur. Sepasang tali busur dapat berada dalam posisi saling sejajar, tetapi dapat juga berpotongaan satu dengan yang lainnya. Ketika kedua tali busur berpotongan, maka akan terbentuk sudut pada titik perpotongan tersebut. Dua buah tali busur dapat berpotongan di dalam lingkaran ataupun dapat berpotongan di luar lingkaran pada perpanjangan tali busur tersebut. Nah... bagaimanakah kharakteristik dari sudut yang dibentuk dari perpotongan dua tali busur tersebut? Berikut penjelasannya.

hubungan di antara beberapa  tali busur pada lingkaran


A. Sudut pada dua tali busur yang berpotongan di dalam lingkaran

Perhatikan gambar berikut ini:



Tali busur $\overline {AC}$ berpotongan dengan tali busur $\overline {BD}$ pada lingkaran yang berpusat di O, Keduanya berpotongan di titik E. Kemudian perhatikan gambar berikut ini:
 

Pada gambar (i) nampak bahwa $\angle CBD$ merupakan sudut keliling dan $\angle COD$ merupakan sudut pusat. Keduanya menghadap busur yang sama yakni $\overset {\frown}{DC}$. Oleh karena itu terdapat hubungan:

$\displaystyle \angle CBD =\frac{1}{2}\times \angle COD$ ..... persamaan 1


Pada gambar (ii) nampak bahwa $\angle ACB$ merupakan sudut keliling dan $\angle AOB$ merupakan sudut pusat. Keduanya menghadap busur yang sama yakni $\overset {\frown}{AB}$. Oleh karena itu terdapat hubungan:

$\displaystyle \angle ACB =\frac{1}{2}\times \angle AOB$ ..... persamaan 2


Perhatikan $\bigtriangleup BEC$ pada gambar (iii). Nampak bahwa $\angle BEC = 180^o-(\angle BCE + \angle CBE)$ dan pada garis $\overline {BD}$, sudut $\angle BEC$ merupakan sudut pelurus dari $\angle DEC$. Sehingga berlaku

$\angle DEC = 180^o-\angle BEC =180-(180^o-(\angle BCE + \angle CBE)) = \angle BCE + \angle CBE$ ..... persamaan 3


Karena $\angle CBE = \angle CBD$ dan $\angle BCE = \angle ACB$ maka dari persamaan 1, persamaan 2 dan persamaan 3 berlaku

$\angle DEC =  \angle ACB + \angle CBD=\frac{1}{2} \times \angle AOB + \frac {1}{2} \times \angle COD = \frac{1}{2}\times (\angle AOB + \angle COD)$


Dengan demikian kita dapat menentukan hubungan antara sudut yang terbentuk antara dua busur yang berpotongan dengan sudut pusatnya yakni

Besar sudut antara dua tali busur yang berpotongan di dalam lingkaran sama dengan setengah dari jumlah sudut-sudut pusat yang menghadap busur yang diapit oleh kaki-kaki sudut itu. 

$\angle DEC = \frac{1}{2}\times (\angle AOB + \angle COD)$

 

hubungan antara sudut pusat dengan sudut yang terbentuk
dari kedua tali busur yang berpotongaan di dalam lingkaran


B. Sudut antara dua tali busur yang berpotongan di luar lingkaran

Perhatikan gambar berikut ini:

Sudut yang terbentuk dari dua buah tali busur yang berpotongan di luar lingkaran

Pada gambar di atas nampak bahwa tali busur $\overline {AB}$ dan $\overline {CD}$ berpotongan di luar lingkaran pada titik E. Sudut $\angle AED$ merupakan sudut yang terbentuk dari perpotongan kedua tali busur tersebut. Untuk menentukan besarnya sudut $\angle AED$, perhatikan langkah-langkah berikut ini:


Pada gambar (a) nampak bahwa $\angle BDE$ merupakan sudut keliling dan $\angle BOC$ merupakan sudut pusat. Keduanya menghadap busur yang sama yakni $\overset {\frown}{BC}$. Dengan demikian berlaku hubungan :
$\displaystyle \angle BDE = \frac{1}{2}\times \angle BOC$ ...... persamaan (*)

Pada gambar (b) nampak bahwa $\angle ABD$ merupakan sudut keliling dan $\angle AOD$ merupakan sudut pusat. Keduanya menghadap busur yang sama yakni $\overset {\frown}{AD}$. Dengan demikian berlaku hubungan :
$\displaystyle \angle ABD = \frac{1}{2}\times \angle AOD$ ..... persamaan (**)

Segitiga $\bigtriangleup DBE$ pada gambar (c) memperlihatkan bahwa $\angle DBE =180^o-(\angle BDE +\angle BED)$  dan pada garis $\overline {AE}$, $\angle DBE$ merupakan pelurus dari $\angle ABD$. Dengan demikian berlaku hubungan

$\angle ABD = 180^o-(180^o-(\angle BDE + \angle BED)) = \angle BDE + \angle BED$ ..... persamaan (***)

Karena $\angle BED=\angle AED$ maka dari persamaan (***) diperoleh

$\angle ABD = \angle BDE + \angle BED=\angle BDE + \angle AED$

Dari persamaan terakhir dan persamaan (*) serta persamaan (**)

$\angle ABD = \angle BDE + \angle AED$

$\displaystyle \frac {1}{2} \times \angle AOD = \frac{1}{2} \times BOC + \angle AED$

$\displaystyle \angle AED = \frac{1}{2}\times \angle  AOD - \frac{1}{2} \times \angle BOC = \frac{1}{2}\times(\angle AOD - \angle BOC)$

dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa 

Besar sudut antara dua tali busur yang berpotongan di luar lingkaran sama dengan setengah dari selisih sudut-sudut pusat yang menghadap busur yang diapit oleh kaki-kaki sudut itu.

 $\angle AED  = \frac{1}{2}\times(\angle AOD-\angle BOC)$

 

Hubungan sudut pusat dengan sudut yang dibentuk dari
dua buah tali busur yang berpotongan di luar lingkaran.




==== Selamat Belajar ====








Segi empat tali busur

        Kharakteristik Segiempat Tali Busur


        Segi empat tali busur merupakan segiempat yang titik sudutnya terletak pada lingkaran. Keempat ruas garis yang menghubungkan titik-titik sudut tersebut merupakan tali busur pada lingkaran tersebut. Pada gambar di bawah ini, nampak bahwa garis $\overline {AB}, \overline {BC},\overline {CD}$  dan $\overline {AD}$ merupakan tali busur yang terhubung sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah segi empat ABCD dimana setiap sudutnya terletak pada lingkaran.

segiempat tali busur

Nah, pada pembahasan kali ini, kita akan diajak untuk memahami kharakteristik dari segiempat tali busur beserta beberapa teorema yang mengikutinya.

A. Sifat-sifat tali busur


Misalkan kita membuat 4 garis yang melalui titik pusat dan menuju ke masing-masing sudut pada segiempat ABCD seperti pada gambar berikut.

hubungan sudut pusat dan sudut keliling pada segiempat tali busur

Perhatikan bahwa $\angle DAB$ merupakan sudut keliling dan $\angle DOB$ merupakan sudut pusat. Keduanya menghadap busur yang sama yakni $\overset{\frown}{DB}$. Dengan demikian berdasarkan  hubungan sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur yang sama didapat:

$\angle DAB =\frac {1}{2}\times \angle DOB=\frac{1}{2}\times (\angle BOC+\angle DOC)$ ..... persamaan 1

Tetapi kita juga melihat bahwa $\angle DCB$ merupakan sudut keliling dan $\angle DOB$ merupakan sudut pusat yang menghadap busur $\overset {\frown}{DB}$ pada arah yang berlawanan. Sehingga kita dapatkan juga

$\angle DCB =\frac {1}{2}\times \angle DOB=\frac{1}{2}\times (\angle DOA+\angle AOB)$ ..... persamaan 2

Tetapi kita tahu juga bahwa $\angle BOC+\angle DOC+\angle DOA+\angle AOB=360^o$ membentuk satu putaran penuh sehingga

$\angle BOC+\angle DOC+\angle DOA+\angle AOB=360^o$ ..... persamaan 3

Maka dari persamaan 1, persamaan 2 dan persamaan 3 kita dapatkan

$\angle DAB =\frac{1}{2}\times (\angle BOC+\angle DOC)$

$\underline {\angle DCB =\frac{1}{2}\times (\angle DOA+\angle AOB})$ + 

$\angle DAB +\angle DCB =\frac{1}{2}\times (\angle BOC+\angle DOC+\angle DOA+\angle AOB)=\frac{1}{2}\times 360^o =180^o$

 Hal sama bisa kalian periksa untuk $\angle ABC$ dan $\angle ADC$. Jika keduanya dijumlahkan maka akan didapat

$\angle ABC + \angle ADC =180^o$

Dengan demikian kita dapat menarik kesimpulan bahwa

jumlah dari dua sudut yang saling berhadapan pada segiempat tali busur lingkaran adalah $180^o$

 B. Segiempat talibusur yang diagonalnya merupakan diameter lingkaran

Hal yang menarik akan kita amati pada segiempat tali busur dimana diagonalnya merupakan diameter lingkaran seperti gambar berikut ini:

tali busur persegi panjang


$\overline {AC}$  dan  $\overline {BD}$  masing-masing merupakan diameter lingkaran. Akan tetapi  demikian $\angle AOC$  dan $\angle BOD$ bernilai $180^o$ dan keduanya merupakan sudut pusat. $\angle AOC$ merupakan sudut pusat yang memiliki hubungan dengan sudut keliling $\angle ABC$  dan $\angle ADC$ sementara $\angle BOD$ merupakan sudut pusat sudut pusat yang memiliki hubungan dengan sudut keliling $\angle BAD$ dan $\angle BCD$. Dengan demikian kita peroleh

$\displaystyle \angle ABC=\angle ADC=\frac{1}{2}\times \angle AOC=\frac{1}{2}\times 180^o=90^o$
 
$\displaystyle \angle BAD=\angle BCD=\frac{1}{2} \times \angle BOD=\frac{1}{2}\times 180^o=90^o$

Maka kita mendapatkan fakta bahwa tali busur pada sudut yang saling berhadapan berada pada posisi saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu AB sejajar dengan CD dan AD sejajar dengan BC. Menariknya, ABCD membentuk persegi panjang. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa

Segiempat tali busur yang diagonalnya merupakan diameter lingkaran akan berbentuk persegi panjang.

 

C. Segiempat tali busur yang diagonalnya saling berpotongan tegak lurus di titik pusat lingkaran

        Lalu pertannyaan selanjutnya adalah bagaimana bentuk segiempat tali busur apabila diagonalnya merupakan diameter lingkaran yang saling berpotongan tegak lurus. Untuk menjawab hal ini, perhatikan gambar berikut: 

tali busur persegi

Kalian bisa amati, bahwa bidang ABCD membentuk bidang persegi. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa 

segiempat tali busur dimana diagonalnya merupakan diameter lingkaran yang berpotongan tegak lurus di titik pusatnya membentuk bidang persegi. 


 ==== Selamat Belajar ====

\


Senin, 24 Januari 2022

Beberapa Teorema Sudut Pusat dan Sudut Keliling pada Lingkaran

Sudut Pusat dan Sudut Keliling pada Lingkaran      


        Beberapa waktu lalu kalian sudah mengenal apa itu sudut pusat dan sudut keliling. Sebagaimana kalian ketahui, sudut pusat adalah sudut yang dibentuk dari dua buah jari-jari yang berpotongan di titik pusat lungkaran. Sementara, sudut keliling adalah sudut yang dibentuk dari tali busur yang berpotongan di titik yang terdapat pada keliling lingkaran. Hubungan sudut pusat dan sudut keliling adalah 

Sudut pusat $=2 \times$ sudut keliling

Pada pembahasan berikut, kita akan membahas lebih jauh hal-hal yang berkaitan dengan sudut pusat dan sudut keliling. Beberapa diantaranya adalah menentukan besarnya sudut keliling yang menghadap diameter lingkaran, menentukan besarnya sudut keliling yang menghadap busur linkaran yang sama, dan menentukan besarnya sudut pada segiempat tali busur. Kita akan membahasnya satu persatu. 

A. Sudut Pusat besarnya 2 kali sudut keliling

        Pada awal pertemuan kita  sudah diperkenalkan sebuah pernyataan bahwa besarnya sudut pusat sama dengan dua kali besarnya sudut keliling. Tentu saja pernyataan ini dapat dibuktikan kebenarannya bila kita memperhatikan penjelasan berikut ini:

Perhatikan gambar



Pada gambar tersebut, $\angle BAC$ merupakan sudut keliling dan $\angle BOC$ merupakan sudut pusat. Kedua sudut ini menghadap busur yang sama yakni busur $\overset {\frown} {BC}$. Sekarang, apabila kita menarik garis lurus melalui titik A dan titik pusat lingkaran maka kita akan dapatkan gambar sebagai berikut:



Perhatikan bahwa bila $\angle OAB = x$ dan $\angle OAC = y$ maka dengan memperhatikan $\bigtriangleup AOB$  dan  $\bigtriangleup AOC$ kita dapatkan 

$\angle BOC =\angle BOD +\angle COD$              ...... persamaan 1
$\angle BAC =\angle OAB +\angle OAC = x+y $ ...... persamaan 2

Padahal kita tahu panjang $\overline {OA}=\overline OB =\overline OC= r $. Dengan demikian $\bigtriangleup AOB$ dan $\bigtriangleup AOC$ merupakan segitiga sama kaki. Akibatnya $\angle OAB = \angle OBA$ dan $\angle OAC =\angle OCA$. 

Pada $\bigtriangleup AOB$   $\Leftrightarrow$   $\angle AOB=180^o-(\angle OAB + \angle OBA) =180^o-(x+x)=180^o-2x$ ..... persamaan 3
 
Pada $\bigtriangleup AOC$   $\Leftrightarrow$   $\angle AOC=180^o-(\angle OAC + \angle OCA) =180^o-(y+y)=180^o-2y$ ..... persamaan 4 

Tetapi kita tahu bahwa $\angle BOD$ merupakan pelururs dari $\angle AOB$ dan $\angle COD$ merupakan pelururs dari $\angle AOC$. dengan demikian jika kita memperhatikan persamaan 3 dan persamaan 4 maka kita dapatkan

$\angle BOD = 180^o - \angle AOB =180^o-(180^o-2x)=2x$

$\angle COD = 180^o - \angle AOC =180^o-(180^o-2y)=2x$

Dari dua persamaan terakhir dan dengan melihat persamaan 1 dan persamaan 2 kita dapatkan

$\angle BOC =\angle BOD +\angle COD=2x+2y = 2 (x+y) = 2 \times \angle BAC $


Dengan demikian terbukti bahwa besarnya sudut pusat sama dengan $2\times$ sudut keliling.


B. Hubungan sudut pusat dengan keliling dan luas lingkaran


Perhatikan gambar berikut:


Karena juring AOB merupakan bagian dari lingkaran yang berpusat di O, maka berlaku hubungan perbandingan, yakni 

$\displaystyle \frac {\angle AOB}{360^o}=\frac{\begin {matrix} busur & \overset{\frown}{AB}\end {matrix}}{\begin {matrix} keliling & lingkaran \end {matrix}}=\frac {\begin {matrix} luas & juring & AOB \end {matrix}}{\begin {matrix} luas & lingkaran \end {matrix}}$
            

C. Besarnya sudut keliling yang menghadap diameter

Perhatikan gambar berikut ini



Pada gambar tersebut nampak bahwa $\angle ACB$ merupakan sudut keliling yang menghadap diameter $\overline {AB}$. Sebagaimana kita tahu bahwa sudut satu putaran penuh = $360^o$ dan diameter lingkaran membagi dua lingkaran sama besar. Dengan demikian besarnya $\angle AOB = 180^o$. Kita pun tahu bahwa $\angle AOB$ dan $\angle ACB$ menghadap busur yang sama sehingga mereka mempunyai hubungan sebagai sudut pusat dan sudut keliling. Dengan demikian karena sudut pusat $=2\times$ sudut keliling maka diperoleh:

$\displaystyle \angle ACB =\frac{1}{2}\times \angle AOB=\frac{1}{2}\times 180^o=90^o$

Nah, dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa

  • Semua sudut keliling yang menghadap diameter lingkaran memiliki sudut sebesar $90^o$
  • Semua sudut keliling yang menghadap diameter lingkaran memiliki 2 tali busur yang saling tegak lurus. 

 

Semua sudut keliling yang menghadap
diameter lingkaran memiliki sudut sebesar $90^o$


D. Sudut keliling yang menghadap busur yang sama 

        Untuk melihat hubungan antara sudut keliling yang menghadap busur yang sama, kalian bisa memperhatikan gambar berikut ini:


Perhatikan bahwa $\angle DOE$ merupakan sudut pusat dan $\angle DAE, \angle DBE$  dan  $\angle DCE$  merupakan sudut keliling yang menghadap busur yang sama yakni busur $\overset {\frown}{DE}$. Karena kita tahu bahwa hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur yang sama adalah sudut pusat = $2\times$ sudut keliling maka :

$\displaystyle \angle DAE = \frac{1}{2} \times \angle DOE$  

$\displaystyle \angle DBE = \frac{1}{2} \times \angle DOE$  

$\displaystyle \angle DCE = \frac{1}{2} \times \angle DOE$  

sehingga kita dapatkan

$\angle DAE = \angle DBE=\angle DCE$


Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa

Semua sudut keliling yang menghadap pada busur yang sama seperti halnya dengan sudut pusat, maka besarnya semua sudut keliling tersebut sama yakni setengah dari sudut pusatnya.

 



==== Selamat Belajar ====

Postingan lainnya

Aplikasi teori limit dalam menghitung Laju perubahan sesaat

Perubahan Rata-rata dan Perubahan Sesaat Sejauh ini kita telah mempelajari mengenai konsep dasar limit dan beberapa teorema di dalamnya. Pad...